Translate

Wikipedia

Search results

Follower

copyright@ambarbayususetyo. Powered by Blogger.

KULIT DAN BULU AYAM ADUAN

KULIT DAN BULU AYAM ADUAN





Merawat kulit dan bulu ayam laga merupakan hal yg sangat diperhatikan oleh penggemar ayam laga dan ayam aduan di negeri asalnya, Thailand.  Salah satu cara yang digunakan adalah penggunaan KEMIN yg membuat warna bulu menjadi kuning, dimana penggunaan KEMIN ini menjadi salah satu ciri khas ayam laga IMPORT asli dari Thailand. Bebotoh di Indonesia beranggapan penggunaan kemin hanya mempertebal kulit, padahal kemin juga bertujuan untuk mempermudah sirkulasi udara pada bulu ayam.

Kulit ayam yg tidak mempunyai kelenjar keringat dipisahkan menjadi 2 bagian penting yaitu Epidermis dan Dermis. Epidermis merupakan bagian luar dari kulit yg terdiri dari Stratum Germinativum dan berikutnya Stratum Corneum. Stratum corneum merupakan bagian kulit paling luar yang terdiri dari sel yg pipih, mengeras dan disertai beberapa sel yg mati.

Bulu ayam menutup seluruh tubuh sebetulnya berfungsi untuk menjaga suhu badan dari udara dingin, terutama bulu halus yg menyelimuti seluruh tubuh, sedangkan bulu sayap dan bulu ekor sebagai alat terbang dan kemudi. Pada ayam laga, bulu halus diubah fungsinya sebagai alat pendingin, bukan sebagai penjaga suhu tubuh agar keseimbangan suhu tubuh ayam laga dapat terjaga dan tidak terbuang keluar.

Sebagai yang telah diinformasikan di atas, tujuan pemberian kemin adalah utk mempertebal kulit, pemberian kemin dapat dilakukan dengan mencampurkannya dengan kapur sirih sehingga dapat memberikan hasil yang lebih maksimal. Selain itu pemberian kombinasi ramuan ini juga ditujukan untuk melarutkan lemak yg ada pada bulu halus yg menutupi tubuh ayam, sehingga air akan mudah menyerap ketika bulu dibasahi dan juga mudah menguap ketika suhu tubuh meningkat seiring dgn meningkatnya aktivitas tubuh ketika ayam laga diadu.

Ayam akan melakukan pernapasan sangat cepat ketika merasa kepanasan, hal ini adalah satu-satunya cara bagi ayam untuk membuang panas tubuh, karena ayam tidak mempunyai kelenjar keringat. Pembuangan lemak pada bulu halus tubuh ayam akan mempermudah sirkulasi udara yg mengandung uap panas dari badan ayam ke udara. Dengan tanpa hambatan lemak yg melindungi bulu halus ayam, maka akan sangat membantu bagi ayam laga untuk menurunkan kembali suhu tubuhnya dan akan membuat ayam tdk terlalu terengah-engah ketika bertarung.

Karena KEMIN agak susah didapatkan dan harganya cukup mahal, maka alternatif lain yang dapat kita gunakan adalah penggunaan REBUSAN SEREI dan JAHE, yg mempunyai fungsi sama dgn Kemin. Rebusan serei dan jahe dapat memperbaiki aliran darah ayam, mengurangi bengkak dan pegal setelah ayam diabar/diadu dan mengusir nyamuk sehingga ayam tidur lebih nyenyak sehingga ayam laga yang kita miliki dapat terjaga kesehatan kulit dan bulunya dan dapat memberikan hasil yang maksimal saat mempertunjukkan gaya dan kekuatannya dalam bertarung.

OTOT DAN STAMINA AYAM ADUAN





OTOT DAN STAMINA AYAM ADUAN

THAIFOWL. Apa yang penting dan menjadi patokan para bebotoh dalam mengukur kemampuan ayam dalam bertarung. Setiap bebotoh mempunyai standar yang beragam dan berbeda-beda. Wiring kuning, warna merah dan hitam,kaki yang tumpuk bila diangkat, pegangan yang pas dan cekelannya empuk seperti memegang bebek dan sebagainya. Semua ini berdasarkan dari hasil pengalaman para bebotoh yang telah melahirkan berbagai Jagoan yang selama ini diyakini mempunyai kekuatan dan pukul. Namun walaupun demikian, pukul sendiri memang belum memberikan suatu patokan yang pasti, dimana hal yang juga dapat dijadikan sebagai acuan adalah seberapa keras dan akurat pukulnya dan seberapa tahan napasnya.






Akurasi pukulan pada ayam laga dipengaruhi dua faktor penting yaitu pertama perbandingan ideal tulang kaki dan faktor kedua adalah Otot yang berperan penting dalam menentukan arah, kecepatan dan kekuatan pukulan.






Otot bekerja dengan cara menarik bukan mendorong. Kerja otot membutuhkan suatu senyawa yang disebut dengan ATP (adenosin triphospate) dan Creatin phospate yang juga bersal dari ATP. Beberapa sumber yang berpengaruh langsung adalah karbohidrat, lemak dan protein yang dioksidasi melalui siklus Kreb dan secara langsugn dapat membebaskan ATP yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar otot. Selain itu otot juga membutuhkan CALSIUM (Ca) dalam bekerja atau berkontraksi dan relaksasi. Inilah sebabnya mengapa ayam laga yang pakan utamanya Jagung mempunyai otot lebih bagus dan kekuatan pukul yang baik dibandingkan pakan utama yang lain.






Bentuk otot yang baik pada ayam laga adalah otot yang berserabut halus tanpa perlemakan serta tanpa pembesaran sel otot sendiri. Hal ini untuk mendapatkan akurasi pukulan yang baik, sehingga otot harus kuat, liat dan lentur. Pada manusia dapat dianalogikan kira-kira sama dengan otot yang dimiliki atlit tinju kelas ringan, karate, lari cepat atau bulu tangkis yang mengutamakan kecepatan, kelenturan dan akurasi pukulan. Banyak bebotoh yang senang dgn tipe pukulan berat, padahal akan lebih baik bila ayam laga memiliki tipe pukulan yang mempunyai akurasi dan frekuensi yang tinggi, istilah lainnya adalah memukul dengan tepat, manggon dan cepat. Dan selain itu, ayam laga yang memiliki otot yang halus akan mempunyai kelebihan dan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mampu memukul di ruang sudut yang sempit dibandingkan dengan ayam berserabut otot yang kuat/berotot yang cenderung dan hanya dapat memukul baik jika mendapat ruang pukul yang cukup.






Untuk kesehariannya, latihan yang diperlukan utk membentuk serabut otot yang halus adalah latihan kecepatan yang dilakukan tanpa beban. Kadang kala ada bebotoh yang melatih ayamnya dgn memberi pemberat pada kaki ayam atau menekan ayam sehingga ayam jalan setengah merangkak. Dengan metode latihan ini akan menghasilkan otot besar dan kuat tetapi lamban dan kaku. Latihan lari dengan cara mengitari babon/untulan akan jauh lebih baik daripada latihan yang mengutamakan kekuatan.






Selanjutnya walaupun ayam laga telah memiliki Otot yang baik faktor lain yang mendukung dan sangat penting adalah Stamina. Stamina ayam laga tergantung 3 hal penting yaitu Kadar HB, Kemampuan Kerja Jantung, dan Paru-Paru. Untuk membuat HB yang tinggi, ayam laga harus mendapatkan nutrisi yang cukup. Nutrisi yang paling penting adalah protein, dan selain itu vitamin dan mineral akan sangat berperan dalam membentuk darah baru. Umumnya ayam laga di Indonesia hanya mendapatkan diet pakan utama berupa Gabah, beras merah atau jagung. Diet ini hanya mengandung protein berkisar sebesar 6%-8% . Dalam kondisi diet/pakan yang ditakar, ayam laga akan kesulitan menjaga stamina karena angka kebutuhan protein yang optimal bagi ayam laga adalah berkisar antara 12%-14%. Untuk hal ini, maka sangat dianjurkan sekali bagi bebotoh untuk memberikan makanan tambahan untuk mencukupi kebutuhan protein ayamnya.






Cara lain yang digunakan oleh bebotoh untuk meningkatkan HB ataupun Stamina adalah memberikan suntikan Neurobion, akan tetapi pemberian suntikan neurobion tidak dapat langsung menghasilkan butir darah baru dengan segera, karena ayam laga masih membutuhkan protein dan mineral lain seperti besi (Fe) dan tembaga (Cu). Pemberian pakan ayam petelur secara rutin yang memiliki kadar protein 18,0 dan kalori 1350 - 1400 akan memberikan hasil yang lebih baik, dan hal ini lebih baik dibandingkan dengan pemberian telur dan madu yang mengandung karbohidrat dan lemak tinggi (kalori tinggi), dan seringnya pemberian telur dan madu hanya akan membuat ayam laga cenderung menjadi lebih gemuk yang akhirnya dapat mengganggu aktivitas dan gerak ayam laga saat bertarung.





"Faktor lain di dalam meningkatkan dan menguatkan Stamina ayam laga adalah menjaga kerja jantung dan paru-paru secara maksimal, maka satu-satunya cara adalah memberikan latihan yang rutin dan cukup bagi ayam laga, dan tanpa adanya disiplin pada latihan, maka stamina ayam akan turun saat melakukan pertarungan".

TIPS MUDAH MEMILIH AYAM ADUAN



Ayam aduan merupakan salah satu hobi yg masih banyak diminati banyak kalangan.Namun bagaimana memilih ayam yg bagus, memang ada patokan umum yang biasa digunakan banyak orang sehingga anda dapat memilih ayam yang baik.Bagaimana caranya?
1. Ciri-ciri fisik ayam/katuranggan ayam yg baik bisa dilihat dari paruh yang berparit (DEKOK) dr lubang hidung ke muka, pangkal tebal, paruh atas dan bawah sama panjangnya.
2. Mata masuk ke dalam,sipit,jernih dan kening menonjol,mata bersih,Jika mendapati pelupuk mata ada celaknya/warna hitam,pertanda mental kurang bagus.
3. Jengger tebal dan halus (LUMER), kepala bulat dan panjang (NJAMBE). Kulit muka tebal dan halus. Jgn pilih tebal dan kasar, sebab mental ayam demikian, masih kurang bagus dan tdk tahan pukul.Jilingnya pilih yg tebal dan lebar. Bila Jiling kecil, maka mudah patah dan leher tidak tahan pukulan keras. Sedang leher boleh pilih panjang atau pendek, sama saja.Kalau leher ayam saat tidur, diselonjorkan ke depan (SONGGO BUMI),biasanya memiliki mental bagus
4. Bulu rawis leher panjang dan tebal (NGEROP).Perlu diperhatikan jika bulu leher pendek,warna hitam,dan bagian pangkal ada warna putih (SONGGO RIKMO),biasanya mental kurang bagus.Pangkal sayap tulangnya tebal dan kencang.Jika dilipat keatas dan kebawah terasa kencang dan kaku.Sedangkan bulu sayap harus panjang,sedangkan ujungnya sampai ke ekor.Bagian sayap paling ujung,ada bulu sayap putih (GEGER KARANG),biasanya ayam alot dan ulet,gak mudah menyerah!
5. Dada bidang dan tegak.Ketika berdiri miring 60 derajat.Tubuh bagian dada lebih lebar daripada bagian belakang.Jika terjadi sebaliknya,ayam tsb pukulannya mencabar dan susah melancarkan pukulan telak,akurasi pukulan kurang baik.Plihlah butuh yg ngontong.Jika dibagian dada tumbuh bulu2 lebar,mk disebut BIMA KURDA,wibawa bagus dan beryoni/menangan.
6. Paha pilihlah yg berbentuk tipis/gepeng,karena paha bulat tidak dapat menyabet dari samping,alias side kicknya tidak jalan.Kaki boleh bentuk bulat ataupun belimbing,tetapi harus kering.Sisik bagian muka biasanya terdiri dari dua jalu,kiri dan kanan.Kalau alurnya bagus dan rapi disebut PANCURAN EMAS,biasa ayam tsb jarang kesialan/jarang apes.Kalau menemukan sisik melik di tengahnya,sebaiknya jgn dipilih,karena kurang awas.Dan bilang sedang tarung,matanya bisa kejalu.Yg baik bila sisik kaki ada sisik melingkar/blebet,sebanyak 1-3 biji tepat di bawah taji,NAGA MANGSA,biasanya pukulnya sakit.
7.Jari kaki kecil panjang seperti duri bambu.Pilih sisi jarinya jika ada yg pecah bagian nomer 2 dari muka.Lebih baik lagi jika sisik jari belakang pecah semua,TANJUNG KARANG,pukulannya ngerusak.Sedang jalu posisinya boleh dekat jari belakang,boleh juga berjauhan.Karena banyak yg beranggapan,posis jalu dekat jari belakang,mk pukulannya pasti jalon.Namun jika diperhatikan,apakah ayam itu jalon atau tidak,akan ditentukan oleh ayam itu sendiri.Kenyataannya banyak ayam yg mempunyai pukulan jalon,meskipun jarak jalu dan jari belakang berjauhan.Jadi soal ini memang sangat tergantung dgn kepandaian ayam utk menggunakan senjatanya dlm mengalahkan lawannya




Teknik Pemeliharaan dan Budidaya Ayam Bangkok





Metode Pemeliharaan Anak Ayam Bangkok

Pada fase setelah menetas hingga umur ±4 bulan merupakan pase perkembangan fisik yang sangat penting dalam menujang kemampuan seekor ayam Bangkok untuk memiliki kemampuan maksimal pada saat turun ke gelanggang. Banyak ayam Bangkok yang merupakan keturunan unggul karena kesalahan perawatan pada fase ini menyebabkan tidak maksimalnya kemampuan saat turun ke gelanggang, hal terpenting yang harus di perhatikan pada fase ini adalah pemberiaan pakan yang dan gerak yang maksimal.“Anakan ayam sampai dengan umur 4 bulan harus menerima konsumsi pangan yang seimbang baik untuk protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air. Dalam kebiasaan sehari-hari kami di dalam memelihara ayam bangkok, anakan umur 1-4 bulan akan diberikan pangan yang berupa pakan buatan pabrik yang dicampur dengan susu tepung untuk anak bayi. Komposisi campuran yang digunakan adalah 1:5 (Contoh: 1 kg susu dicampur dengan 5kg pakan)”. Pemberiaan susu tepung sama pentingnya dengan pemberian ASI pada seorang anak manusia, karena zat-zat penting untuk proses pertumbuhan terkandung di dalamnya. Selain kemampuan dalam bertarung, zat-zat tersebut penting dalam membentuk postur tubuh, tulangan, otot, bulu dan bagian tubuh lainnya.


Secara metode, pemelihaaran pasca menetas hingga ± 4 minggu tidak jauh berbeda dengan pemelihaaraan unggas (ayam) jenis lainnya, yaitu :






1. Pemeliharaan Bersama Induk Ayam






Pemeliharaan anak ayam pasca menetas bersama induk biasanya dilakukan untuk mengurangi penggunaan lahan, karena anak ayam disatukan dengan induk tanpa harus menggunakan kandang tambahan. Hal yang harus diperhatikan disini adalah bentuk kandang untuk anak ayam bersama induknya. Tidak seperti kandang untuk ayam dewasa, untuk alas kandang diusahakan lebih rapat dan tidak mendapat aliran udara langsung.


Anak ayam yang baru menetas masih dalam kondisi kritis hingga harus terlindungi dari temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, disinilah induk berperan secara naluri untuk melindungi dan menjaga anaknya dari cuaca dan udara yang tidak bersahabat. Anak ayam akan masuk kebagian sayap dan bagian tubuh lainya dari induk untuk menghangatkan diri.


Pada tahap awal ini biasanya ada yang menyatakan bahwa anak ayam usia 1-2 hari hanya membutuhkan air bersih tidak memerlukan makanan karena ada cadangan makanan (kuning telur) yang masih tersisa ditubuhnya akan tetapi kebutuhan makanan tersebut tidak mencukupi. Agar lebih baik makan dan minum disediakan, untuk memaksimalkan penggunaan pakan, pemberian pakan dilakukan sebanyak 5 kali dengan kuantitas tidak terlalu banyak.






2. Dengan Menggunakan Induk Buatan






Metode ini dilakukan untuk meningkatkan produktifitas, sehingga induk ayam dapat cepat bertelur kembali. Metode ini juga dilakukan untuk anak ayam yang menetas dengan menggunakan mesin tetas. Secara simpel pada dasarnya induk buatan dibuat menyerupai fungsi seekor induk pasca menetas. Seperti yang telah dijelaskan seekor induk akan melindungi anak ayam yang baru menetas dari temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, untuk menggantikan peran induk maka kita harus membuat sebuah kandang yang terlindung dari serangan predator/hama, udara dan cuaca yang buruk.



SEJARAH DAN JENIS AYAM SHAMO (PART 2)

AYAM SHAMO (PART 2)

Jika anda telah membaca postingan saya mengenai Ayam shamo bagian 1, maka berikut ini adalah lanjutan dari postingan saya sebelumnya.
Tuzo atau Nankin-Shamo: Menurut buku "Sabung ayam di seluruh Dunia" yang ditulis pada tahun 1928 oleh Carlos Finsterbusch, jenis ini hanya dibesarkan dan dimiliki oleh bangsawan Jepang. Tapi cukup aneh di Jepang tidak ada jenis yang diketahui atau yang pernah dikenal dengan nama ini (sumber: Yoshihisa Kubota, Sekretaris "Society ayam Jepang"). Typical fitur: Asil seperti dalam bentuk, mata jernih mutiara, pial belah tiga, warna bulu: bulu betis dengan sentuhan kehitaman, kuning atau semua hitam, Warna wajah: merah kehitaman tergantung pada warna bulu (semua hitam atau merah hitam). Berat: jantan 3,9 Lbs (1.8 Kg), betina: 3,3 Lbs (1.5 Kg).Sampai sekarang ada yang menyebutkan bahwa strain ini terlihat memiliki taji hitam. Pada karya Sastra lama disebutkan juga memiliki lidah hitam


Kinpa

Kinpa: telah dikembangbiakan pada tahun 1830 di kota Akita terletak di pulau utama Kyushu. Ayam kecil ini memiliki fitur yang menarik, ayam ini berbulu seperti ayam
betina. Ayam ini diklasifikasikan sebagai Shamo kecil. "Kinpa" menunjukkan kesamaan dengan fitur Aseel kecil. Ciri fisik: pial tiga, warna mata: gelap (coklat kehitaman), warna bulu betis: kuning, kuning dengan bintik-bintik hitam (tergantung pada warna bulu tersebut). Fitur lain yang khas adalah bulu ayam ini tidak berbentuk meruncing tapi bulat pada ujungnya dan jenis bulu ini dikenal di Jepang sebagai "marubane" (bulu bulat). Berat: jantan 3,9 Lbs (1.8 Kg), betina 3 Lbs (1.4 Kg). Warna khas: hitam, putih, glondang / coklat muda. Warna ayam terbaik dari jenis ini adalah warna hitam.


Yamato

Yamato: Yamato murni / asli menunjukkan kepala besar dan berdaging. Kulit wajah mereka memiliki beberapa keriput seperti kulit jeruk purut. Dada lebar dan  membulat di bagian depan. Kakinya yang panjang menengah, tapi tebal dan lurus. Berat jantan sampai 2kg, betina sampai 1,7kg (di tahun ke-2). Bulunya yang jarang memperlihatkan tubuh yang kuat dan berotot. Betina dapat memproduksi telur yang banyak tetapi tingkat kematian anaknya pun cukup tinggi sehingga bisa dikatakan bahwa ayam jenis ini tidak mudah berkembang biak.

Yakido

Yakido: Yakido mirip dengan shamo biasa tetapi merupakan hasil persilangan menggunakan jenis Chu Shamo. Berkembang biak cukup mudah dan diciptakan di desa Yakido (kabupaten Taki-gun di Provinsi Mie) terletak di sebelah timur Osaka di pulau utama Honshu. Menurut informasi,di Jepang Yakido secara khusus diciptakan untuk pertarungan "underdog" melawan musuh yang jauh lebih besar seperti O-Shamo.Ciri fisik: mata jernih, pial belah 3. warna betis: kuning, atau kuning dengan bintik-bintik hitam. Yakido hanya hadir dalam warna hitam secara keseluruhan. secara Keseluruhan penampilanya seperti Shamo kelas berat. Berat: ± 5,7 Lbs (2.6 Kg).

 
Chu-Shamo

Chu-Shamo: "Chu-Shamo" termasuk dalam kelas ringan dilihat dari
beratnya jika dibandingkan dengan Ô-Shamo. Bobot ayam Dewasa: 3.5 Kg, ayam dewasa: 3 Kg. Klub unggas Eropa pertama yang mengakui sub-ras ini adalah Italia "National Association Unggas Inggris" Asian Hardfeather Club " kemudian memberikan pengakuan yang sama segera sesudahnya. Mereka menyayangkan sebagian besar Chu-Shamo di Eropa telah disilangkan dengan Ô-Shamo untuk membuat postur mereka lebih besar.


Satsumadori

Satsumadori: Ayam dengan berat sedang ini dikembangkan untuk pertarungan tipe
cepat di Jepang. Mereka berjuang dengan hanya 1 knive dalam permainan pendek. Ayam jenis Ini memiliki banyak pengaruh Shamo, tetapi disilangkan dengan yang jenis ayam jepang lain yang tidak diketahui. Mereka bisa menjadi sangat agresif bahkan terhadap pemilik mereka. Berat: ayam jantan 3750 gram, ayam betina 2810 gram (ayam muda antara 2440 - 3190 gram).Ekor utama lebat, dan mengarah ke tanah.

Koeyoshi

Koeyoshi: Shamo jenis ini relatif dibiakkan untuk kompetisi berkokok. Ayam-ayam terbaik dapat berkokok lebih dari 20 detik pada satu kokokan.

Shamo DI JEPANG:

1. 4 sampai 5 Kg tipe Menyerang tetapi dengan kondisi untuk pertarungan panjang.
2. 3 sampai 4 Kg Jenis bertahan.
3. 3 sampai 3Kg750gr. jenis terbaik terbaik bertipe menyerang.
4. 4 sampai 5 Kg Jenis Menyerang seperti tipe 1.
5. 3Kg500gr. tipe menyerang dengan pertahanan seperti Baja yang disebut Satsumadori.
6. 5 sampai 7 Kg: tipe menyerang dan bertahan disebut Taiwan-Shamo, tapi tidak baik jika gandeng dengan shamo Jepang.

SEJARAH DAN JENIS AYAM SHAMO (part 1)

AYAM SHAMO
 
Ayam Shamo yang kita kenal secara resmi dikenal sebagai O-Shamo, tetapi mereka memiliki banyak sub-spesies seperti Chu-Shamo, Taiwan-Shamo, Tuzo, dan masih banyak yang lain. Perbedaanya hanya dalam berat dan jenis.

Trah ini didatangkan ke Jepang pada abad ke-16. Namanya berasal dari kata "Sham" yang berarti "Siam (Thailand)". Ini adalah alasan mengapa kebanyakan orang berpikir bahwa jenis ayam ini adalah keturunan dari ayam hutan
Malayoid kuno, tetapi yang sudah punah. Pada awal abad ke-16 penguasa Jepang Ieyashu Tokugawa memperbolehkan pedagang dan pelaut Jepang  untuk memulai perdagangan dengan negara-negara di seluruh Asia. Maskapai "redseal", sebuah kapal yang diberi izin perdagangan oleh kaisar sendiri berlayar ke India, Vietnam, Cina, Siam, Filipina, Indonesia, Burma, dan wilayah asia lainya. Selain untuk misi perdagangan, mereka juga mencari hal-hal baru dan menarik untuk diimpor ke Jepang. Diantara hal-hal menarik tersebut termasuk juga berbagai jenis ayam petarung. Ayam-ayam ini kemudian disilangkan satu sama lain atau dengan ayam lokal.

Sebuah trah ayam petarung baru berusaha diciptakan dan dikembangkan. Dari waktu ke waktu keturunan yang paling sukses bertahan kemudian dibiakan untuk dijadikan standar / patokan. ayam petarung dari Jepang yang paling terkenal baik di dalam negeri maupun di luar Jepang, adalah O-Shamo. Kadang-kadang disebut 'Raja Gamefowl' atau raja ayam petarung.

Ciri-ciri fisik
Memiliki pial (jengger) belah tiga atau istilahnya walnutcomb, mata cerah, paruh besar dan kuat, ujung sayap agak sedikit keluar dari tubuh, sendi sayap jelas mengarah ke atas, paha kuat berotot dan terlihat jelas. Bahu yang menonjol dengan sayap yang kuat pendek mengarah ke bawah. Kulit merah pada dada yang tidak memiliki banyak bulu sera memiliki dada bidang. Garis ekor harus horisontal, searah punggung atau di antara garis punggung. Warna bulu betis berwarna kuning atau kuning dengan bercak hitam untuk ayam dengan dominasi warna hitam. Di Eropa betis willow-hijau terlihat tetapi menurut informasi yang tersedia warna ini tidak diterima di 'standar kesempurnaan' Jepang resmi. Karena berbagai kondisi iklim dan kegemaran yang berbeda di berbagai daerah di Jepang, sedikit perbedaan dalam berat dan ukuran adalah sangat dimungkinkan. Berat ayam jantan berkisar 12,3 Lbs (5.6 Kg), betina berkisar 10,7 Lbs (4.8 Kg). Pendapat ini disampaikan oleh Yoshihisa Kubota (Sekretaris Komunitas ayam di Jepang ) meskipun tidak banyak dari ayam ini terlihat di arena pertarungan. Di Eropa ayam O-Shamo jantan harus memiliki berat minimal 8,8 Lbs (4 Kg),sedangkan ayam betina 6,6 Lbs (3 Kg). Berikut ini adalah ilustrasi tentang ayam shamo.



Banyak peternak menyebut ayam petarung jepang dengan berbagai nama seperti "Koyama Shamo, Suzuki Shamo, Makino Shamo, Teramoto Shamo", Seto Shamo dan sebagainya. Hal Ini tidak harus dilihat sebagai jenis yang berbeda tetapi hanya nama trah ayam Shamo terkenal dari para peternak (strain). Sama halnya seperti di indonesia, sebagai contoh meskipun Ayam "x" berjenis BK dan peternaknya memberi nama "Jagal" bukan berarti "Jagal" ini berbeda trah dari ayam BK lainya. Menurut sumber-sumber Jepang hanya ada O-Shamo (Shamo kelas berat) dan Chu-Shamo (Shamo kelas menengah). O-Shamo yang berlaga di arena di Jepang hanya dengan taji tumpul (lepek) tetapi tidak pernah dengan baja atau taji buatan seperti halnya di arena sabung ayam indonesia khususnya di pulau Bali. Namun di beberapa Negara seperti di belgia, ayam Shamo yang berlaga dipasangi taji baja. O-Shamo adalah jenis ayam petarung yang ideal yang menggabungkan ukuran, berat, kecepatan, kekuatan, stamina dan daya tahan {Informasi: Yoshihisa Kubota (Sekretaris Jepang Unggas Masyarakat) dan Julia Keeling (Isle of Man)}. 
Sedangkan menurut I. Teramoto (mantan Presiden "Nippon Gunkei Hyogi Kai") ada 2 macam sabung ayam di arena tarung di Jepang:

1. Pertarungan di mana pemenang ditentukan setelah pertarungan
seri tanpa taji buatan dan tanpa
    hadiah uang. Semua jenis Shamo digunakan.
2. Pertarungan di mana satu-satunya tujuan adalah untuk mendapatkan uang. Hal ini umumnya  
    diperoleh dengan pertarungan yang cepat dan ringan atau dijepang disebut Satsumadori.

"Nippon Gunkei Hyogi Kai" adalah sebuah organisasi yang mendukung sabung ayam
jenis pertama . Ayam Shamo yang digunakan dalam pertarungan dapat dibagi menjadi 2 kelompok, 'Buchidori' (atau semidori) dan 'Ukedori'. Ayam kelompok 'Buchidori' memiliki leher yang kuat, konsentrasi yang baik dan cepat. Dia mengalahkan lawannya dalam waktu singkat, namun teknik pertahanannya lemah. Ayam 'Ukedori' memiliki daya tahan yang sangat kuat. Dia bisa menghindari serangan lawannya dengan mudah dan dia menyerang kembali ketika lawannya lelah.

Pertarungan yang diselenggarakan, diberi waktu istirahat setiap dua puluh menit, untuk memberikan air pada ayam hanya selama satu menit. Perkelahian Ayam 'Buchidori' sebagian besar diselenggarakan di musim semi dengan ayam muda, yang lahir setelah februari tahun lalu. Perkelahian dibagi kedalam 7 kelompok sesuai dengan berat badan mereka. Arena Pertandingan atau ring yang digunakan disebut Dokyo atau Shiba dan memiliki diameter 2 m dan dikelilingi dengan bambu atau rumput kering. Pertandingan babak pertama selama 40 menit, pertandingan babak kedua selama 60 menit, pertandingan babak ketiga dan pertandingan babak berikutnya 70 menit dan pertandingan final selama 90 menit. Seekor aya dinyatakan kalah ketika salah satu peristiwa berikut terjadi:
* Tobidashi atau Aikiri: ayam
berjalan atau melompat keluar dari arena atau dia menunjukkan bahwa dia ingin berhenti.
* Hashi zeië: paruh menyentuh tanah selama lebih dari 3 menit
* Munetuki: dada menyentuh tanah selama lebih dari 3 menit
* Kamenoko: menyembunyikan / meletakan kepala di punggung musuh.

Ketika ada yang kalah setelah pertandingan selesai, kedua ayam dapat berpartisipasi dalam pertandingan berikutnya melawan ayam lain. Sumber lain mengatakan bahwa sebagian besar pertarungan di Jepang adalah antara ayam besar (+4,5 Kg - 5 Kg) dan ayam yang lebih kecil (lebih ringan.sekitar 3,7 Kg). Peraturanya adalah ayam yang lebih kecil harus bertahan selama 1 jam, jika dapat bertahan maka ayam tersebu menang dengan kata lain ayam besar harus meng-KO ayam kecil dengan waktu dibawah 1 jam. Karena arena yang digunakan sangat kecil, maka ayam besar tidak dapat mengambil ruang yang dia butuhkan untuk sepenuhnya mengembangkan serangannya. Ayam yang lebih kecil, lebih cepat dan tidak perlu begitu banyak ruang untuk menyerang. Jepang adalah satu-satunya negara yang saya tahu di mana pertarungan yang dilakukan antara ayam dengan kelas /
berat yang berbeda.
 
Peternak Jepang selalu ingin bereksperimen dan mencari jenis yang lebih ekstrim. Selain dari jenis Ô-Shamo kelas berat, ada juga beberapa jenis lainya seperti :

Tosa-Chibi
Tosa-chibi: terkecil di
keluarga Shamo beratnya hanya 750 gr. Jenis ayam ini telah menjadi sangat langka. Cara berdirinya tidak begitu ekstrim vertikal dan bulu mereka lebih lembut. Jenis ini berasal dari trah Ko-Shamo. Meskipun mereka sangat kecil, mereka memiliki proporsi yang seimbang normal antara leher, tubuh dan kaki. Di Jepang mereka adalah contoh jenis ayam dengan kaki pendek yang ekstrim dalam bertarung. 
sumber: http://www.longtail-fowl.com/html/tosa_chibi.html
Chibi
Dikembangbiakkan menjadi versi kecil dari Yamato (lihat lebih lanjut). Ayam jantan dewasa beratnya hanya 1Kg. Mereka memiliki leher, kaki dan tubuh yang pendek. Memiliki postur berdiri yang tegak dan disertai bulu yang sangat pendek.
Ko-Shamo: Jenis ini yang paling terkenal di kalangan Shamo kecil. Mereka memiliki postur tegak, panjang dan berdiri total vertikal, dengan 1/3 leher, 1/3 tubuh dan 1/3 kaki proporsi. Kepala tebal dan bulat tapi belum begitu banyak keriput sebagai Chibi. Bulu-bulu yang sangat pendek. Sayap tidak mengepit badan dan ketika mengepit pada waktu yang sama. Sayap-tips ujungnya menempel di atas atau di samping ekor, bukan di bawah ekorAyam jenis ini memiliki berat sekitar 1 Kg saat mereka berusia 1 tahun, ketika mereka tua mereka dapat menjadi sedikit lebih berat. Karakter mereka menakjubkan, mereka tidak kenal takut dan sangat ramah dengan pemelihara mereka, bahkan anak-anak pun dapat bermain dengan mereka. Di Eropa banyak ayam yang telah menyeberang selama bertahun-tahun sehingga mereka kehilangan jenis ayam yang memiliki karakter unik dan ekstrim. Tetapi masih ada beberapa peternak yang selalu menyimpan trah yang asli.
Bersambung ke Ayam Shamo Part 2